Ali
bin Abi Thalib berkata, “Barangsiapa yang mencari ilmu, maka surgalah yang
dicarinya. Dan barangsiapa mencari maksiat, maka nerakalah yang dicarinya.”
Nasehat Ali bin Abi Thalib ini
sudah sangat jelas, banyak sekali ayat-ayat Al Qur’an dan juga sabda Nabi SAW
yang menjelaskan tentang keutamaan ilmu dan orang-orang yang mencari ilmu.
Bahkan menuntut ilmu itu merupakan kewajiban (fardhu) yang sangat difardhukan. Nabi
SAW bersabda, “Menuntut ilmu itu sangat difardhukan (fariidhatan) atas setiap
muslim.”
Beliau juga bersabda, “Barangsiapa
menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan menempuhkan
(memudahkan) jalannya ke surga!!”
Dan masih banyak lagi hadits Nabi
SAW lainnya.
Tetapi tentunya ‘ilmu’ yang
dimaksud adalah ilmu yang mendorong seseorang untuk makin meningkatkan kualitas
dan kuantitas ketakwaannya kepada Allah. Kalau dengan ilmu yang dicarinya itu
ia hanya ingin menumpuk kekayaan duniawi, kemudian terlena dengan kesenangan
duniawi semata hingga melalaikan akhiratnya, maka sama artinya ia tengah
merintis jalan ke neraka dengan ilmu yang dicarinya tersebut. Apa yang
dimaksudkannya dengan ‘mencari ilmu’, pada dasarnya ia sedang ‘mencari maksiat’
sebagaimana disitir pada nasehat tersebut di atas.
Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa
yang mencari ilmu, yang seharusnya ditujukan untuk mencari keridha’an Allah, ia
mempelajarinya tidak untuk itu (mencari ridha Allah) tetapi untuk mendapatkan
kedudukan/kekayaan duniawi, maka ia tidak akan mendapatkan baunya surga pada
hari kiamat kelak.”
Baunya saja tidak dapat, apalagi
memasuki surga. Padahal dalam riwayat lainnya Nabi SAW menjelaskan bahwa baunya
surga bisa diendus dari jarak limaratus tahun perjalanan.
Begitu juga, seseorang mencari ilmu
seharusnya untuk diamalkan, atau untuk memperbaiki kualitas ibadah yang
dilakukannya. Jika ia ‘menumpuk’ ilmu hanya untuk berbangga-banggaan saja, atau
untuk memperoleh penghargaan dari masyarakat, tanpa ia sendiri mengamalkannya,
maka ia akan memperoleh siksaan yang luar biasa pedihnya pada hari kiamat
kelak.
Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari
kiamat akan didatangkan seorang alim kemudian dimasukkan ke dalam neraka, maka
keluarlah isi perutnya lalu ia mengitarinya, sebagaimana keledai mengitari
gilingan gandum. Maka para penghuni neraka (yang heran karena mengenalnya
sebagai seorang yang alim) mendatanginya dan bertanya, ‘Mengapakah engkau ini?’
Ia menjawab, “Saya memerintahkan kebaikan tetapi saya tidak mengerjakannya. Dan
saya melarang keburukan tetapi saya justru menjalankannya’.”
Note:ni6rs2-285iu1-27
Can I make money with the help of sports betting?
BalasHapusIt is a great way to be successful in sports febcasino betting, but this bookie has a งานออนไลน์ huge range of sports markets including football, 바카라 사이트 horse racing, soccer,