Sabtu, 29 Agustus 2015

Nasehat ke 11, Dosa Kecil Tempat Persemaian Dosa Besar

Sebagian Ahli Hikmah (Hukama) berkata, “Janganlah meremehkan dosa-dosa kecil, karena dari situlah bersemi dosa-dosa besar”

Walau pada dasarnya dosa kecil dan dosa besar itu sama, yakni merupakan bentuk pelanggaran terhadap larangan-larangan Allah SWT dan Rasulullah SAW, atau pengabaian (tidak melaksanakan) perintah-perintah Allah dan Nabi SAW, tetapi berbeda dalam bentuk ampunan yang datang dari Allah. Dosa kecil akan ‘otomatis’ (seketika) diampuni oleh Allah ketika orang itu melakukan suatu amal kebaikan, semisal berwudhu, shalat, bersedekah, membantu saudara sesama muslim, dll-nya. Hal ini sejalan dengan apa yang disabdakan Nabi SAW, “Ikutilah keburukan dengan kebaikan, niscaya menghapuskannya.”
Atau dalam redaksi lainnya, Beliau bersabda, “Sesungguhnya amal kebaikan itu menutup/ menghapuskan amal kejelekan.”
Tetapi dosa besar, semisal memusyrikkan Allah, durhaka kepada orang tua, meninggalkan shalat, minum khamr (miras, narkoba dan obat-obatan terlarang), memakan (menjalankan) riba, membunuh tanpa hak, berzina, dll-nya, belum akan diampuni oleh Allah sebelum ia bertaubat yang sungguh-sungguh (taubatan nashuha). Taubat nasuha ini harus diawali dengan penyesalan, kemudian harus ‘berhenti’ dari perbuatan yang menyebabkan dosa tersebut, diikuti dengan niat kuat untuk tidak mengulanginya lagi. Jika menyangkut dengan hak manusia lainnya, baik harta atau kehormatannya, maka ia harus mengembalikan atau meminta halalnya.
Namun demikian, seperti nasehat hukama di atas, kita tidak boleh meremehkan dosa-dosa kecil, merasa ringan dan enteng saja melakukannya hanya karena telah terbiasa berbuat amal kebaikan. Dosa-dosa kecil, jika sering dilakukan pastilah akan menjadi tumpukan (volume) yang besar. Sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit, begitu istilah peribahasanya. Sedangkan amal kebaikan, walau sering sekali dilakukan, belum tentu akan menjadi tumpukan (volume) besar. Hanya amal kebaikan yang diterima oleh Allah saja yang bermanfaat, sedang syarat untuk diterima sangat berat, khususnya syarat batiniah yang bernama ‘ikhlas’.
Ketika seseorang telah telah dilingkupi oleh dosa-dosa kecil, tanpa sadar ia akan mudah terjatuh pada dosa-dosa besar. Apalagi tidak bisa dihindari, musuh utama kita, iblis dan anak buahnya, syaitan yang terkutuk, pastilah akan berupaya keras menutupi dosa-dosa kita, dan menghiasi serta meninggikan amal-amal kebaikan kita, sehingga tanpa sadar kita telah masuk perangkapnya. Kalau masuk perangkap dalam acara SUPERTRAP atau acara sejenisnya, hanya menjadi guyonan sesaat dan tidak berakibat fatal, tetapi jika masuk dalam perangkap Iblis dan syaitan (al ghurur, tertipu), kita akan menyesal seumur hidup, menjadi teman-temannya di neraka yang abadi, naudzubillahi min dzaalik.
       
Note:ni8iu7158

Tidak ada komentar:

Posting Komentar