Sebagian
Ahli Hikmah (Hukama) berkata, “Janganlah meremehkan dosa-dosa kecil, karena
dari situlah bersemi dosa-dosa besar”
Walau pada dasarnya dosa kecil dan
dosa besar itu sama, yakni merupakan bentuk pelanggaran terhadap larangan-larangan
Allah SWT dan Rasulullah SAW, atau pengabaian (tidak melaksanakan)
perintah-perintah Allah dan Nabi SAW, tetapi berbeda dalam bentuk ampunan yang
datang dari Allah. Dosa kecil akan ‘otomatis’ (seketika) diampuni oleh Allah
ketika orang itu melakukan suatu amal kebaikan, semisal berwudhu, shalat,
bersedekah, membantu saudara sesama muslim, dll-nya. Hal ini sejalan dengan apa
yang disabdakan Nabi SAW, “Ikutilah keburukan dengan kebaikan, niscaya
menghapuskannya.”
Atau dalam redaksi lainnya, Beliau
bersabda, “Sesungguhnya amal kebaikan itu menutup/ menghapuskan amal
kejelekan.”
Tetapi dosa besar, semisal memusyrikkan
Allah, durhaka kepada orang tua, meninggalkan shalat, minum khamr (miras,
narkoba dan obat-obatan terlarang), memakan (menjalankan) riba, membunuh tanpa
hak, berzina, dll-nya, belum akan diampuni oleh Allah sebelum ia bertaubat yang
sungguh-sungguh (taubatan nashuha). Taubat nasuha ini harus diawali dengan
penyesalan, kemudian harus ‘berhenti’ dari perbuatan yang menyebabkan dosa
tersebut, diikuti dengan niat kuat untuk tidak mengulanginya lagi. Jika
menyangkut dengan hak manusia lainnya, baik harta atau kehormatannya, maka ia
harus mengembalikan atau meminta halalnya.
Namun demikian, seperti nasehat hukama
di atas, kita tidak boleh meremehkan dosa-dosa kecil, merasa ringan dan enteng
saja melakukannya hanya karena telah terbiasa berbuat amal kebaikan. Dosa-dosa
kecil, jika sering dilakukan pastilah akan menjadi tumpukan (volume) yang
besar. Sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit, begitu istilah peribahasanya.
Sedangkan amal kebaikan, walau sering sekali dilakukan, belum tentu akan
menjadi tumpukan (volume) besar. Hanya amal kebaikan yang diterima oleh Allah
saja yang bermanfaat, sedang syarat untuk diterima sangat berat, khususnya
syarat batiniah yang bernama ‘ikhlas’.
Ketika seseorang telah telah
dilingkupi oleh dosa-dosa kecil, tanpa sadar ia akan mudah terjatuh pada
dosa-dosa besar. Apalagi tidak bisa dihindari, musuh utama kita, iblis dan anak
buahnya, syaitan yang terkutuk, pastilah akan berupaya keras menutupi dosa-dosa
kita, dan menghiasi serta meninggikan amal-amal kebaikan kita, sehingga tanpa
sadar kita telah masuk perangkapnya. Kalau masuk perangkap dalam acara
SUPERTRAP atau acara sejenisnya, hanya menjadi guyonan sesaat dan tidak
berakibat fatal, tetapi jika masuk dalam perangkap Iblis dan syaitan (al
ghurur, tertipu), kita akan menyesal seumur hidup, menjadi teman-temannya di
neraka yang abadi, naudzubillahi min dzaalik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar